Ada ungkapan ekonomi, Laju jalan bertambah sejalan laju ekonomi. Tapi ungkapan itu seakan tidak berlaku di provinsi kaya minyak, Riau. Perekonomian tumbuh, tapi sarana jalan tidak bertumbuh. Malah jalan yang ada seakan dibiarkan rusak.
Dibuai Akan
Keluharan masyarakat Riau soal jeleknya jalan, bukannya tidak direspon Pemerintah Provinsi Riau. Hampir saban tahun, Pemprov Riau menyebutkan ‘akan’ membangun jalan, memperbaiki jalan yang rusak. Namun kenyataannya, sampai sekarang, perbaikan jalan itu tidak sebanding dengan meningkatnya kerusakan jalan.
Pada bulan April 2013, Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) waktu itu, Ramli Walid menyebutkan, Pemprov Riau pada tahun 2013 berencana melaksanakan sebanyak 168 proyek pembangunan jalan dan jembatan dengan total nilai anggaran sebesar Rp1,5 triliun.
Artikel sebelumnya Riau, Negeri Kaya Dengan Infrastruktur Jalan Yang Jelek Part 1
Menurutnya, beberapa proyek itu ada yang bersifat meneruskan dalam penganggaran tahun jamak (multiyears) dan ditargetkan selesai tahun ini. Diantara yang ditargetkan selesai tahun 2013 itu adalah Jembatan Siak IV dan jalan aksesnya.
Namun kita tahu, sampai akhir tahun 2014, jembatan yang awalnya diperuntukan untuk PON 2012 itu, sampai sekarang belum siap sama sekali.
Lalu pada pertengahan tahun 2014, Sekretaris Bappeda Riau, Rahmad Rahim, kembali menyebutkan Bappeda Riau pada tahun 2014 merencanakan pembangunan jalan sepanjang 3.033 km yang ada di Riau. Untuk pembangunan itu, dana yang diperlukan setidaknya Rp6,45 triliun. Pembangunan dilakukan secara multiyear dengan anggaran per tahunnya Rp1,29 triliun.
Namun anehnya, anggaran yang disediakan di postur APBD Riau untuk penanganan jalan hanya berkisar Rp700-750 miliar. Sangat jauh dari ideal.
“Untuk menutupi kekurangan itu, kita coba melakukan lobby ke pusat dan koordinasi dengan daerah untuk budget sharingnya,” ungkap Rahmad lagi.
Kurangnya Pengawasan
Jika melihat di lapangan, tingginya tingkat kerusakan jalan, lebih disebabkan lemahnya pengawasan di lapangan. Lemahnya pengawasan ini tidak lepas dari kualitas orang yang bertanggungjawab di lapangan.
Misalnya, pemborong yang membangun jalan. Banyak laporan yang masuk, jalan yang dibangun dengan rendahnya kualitas jalan. Sehingga baru selesai dibangun atau ditambal, tidak sampai satu tahun sudah rusak.
Lalu dari segi kenderaan yang lewat, terlihat tonase kendaraan yang lewat melebihi yang ditentukan. Akibatnya, jalan cepat hancur.
Untuk hal ini diakui sendiri oleh, Kepala Dishub Provinsi Riau, Adizar. Kepada wartawan, Adizar mengakui lima jembatan timbang yang ada saat ini di Riau dinilai kurang maksimal menjaring kenderaan berlebih muatan. “Semestinya, Riau memiliki 10 jembatan timbang, untuk menjaga kondisi jalan-jalan yang ada tetap terawat dan bagus,” katanya.
Saat ini jembatan yang ada tersebar di Indragiri Hulu, Kuansing, Bengkalis, Kampar dan Rokan Hulu. Ke lima jembatan itu ada di Tratang Manuk di Indragiri Hulu, Logas di Kuansing, Balai Raja Duri,i Bengkalis, Rantau Barangin Kampar dan Ujung Batu di Rohul.
“Seperti contoh, kenderaan yang datang dari Duri ke arah Rokan Hilir, tidak akan terjaring di Jembatan Timbang Balai Raja Duri. Jembatan timbang ini hanya bisa menjaring kendaraan yang datang dari Pekanbaru arah ke Dumai.. Kemudian kenderaan dari Kuansing arah ke Pekanbaru, kalau kenderaan lewat Lubuk Jambi-Rengat-Sumbar tidak kena jaring," tambahnya.
Tentunya kita berharap memasuki tahun 2015 nanti, persoalan infrastruktur jalan yang jelek di Riau ini bisa diatasi. Apalagi, pada APBD tahun 2015 nanti, anggaran APBD nya naik luar biasa dari APBD tahun 2014. Jika pada tahun 2014, APBD Riau hanya Rp8,8 triliun, maka pada APBD 2015 naik menjadi RP 10,7 triliun.
Harapan ini kita tumpangkan kepada PLT Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Menurut Andi Rahman, begitu biasa dipanggil, dalam APBD 2015, ada Rp6,744 triliun yang dianggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, sumber daya air, dan rumah layak huni. Dalam nota keuangan rancangan APBD 2015 disebutkan Pemerintah Riau akan mengembangkan jalan dan jembatan sepanjang 1.691,62 km.
Kita tunggu saja, apakah anggaran ini kembali menguap, atau menjadi anggaran yang tidak bisa dipakai dan menjadi SILPA untuk APBD tahun berikutnya . (dr/zamrudtv.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar