KEBAKARAN hutan dan lahan kembali terjadi di Riau. Hasil laporan sawit Watch, kebakaran terjadi di lahan gambut yang dimiliki perusahaan sawit berskala besar. Sejumlah lahan gambut konsesi milik empat perusahaan yang disebut sawit Watch beroperasi di kabupaten Bengkalis dan kabupaten Pelalawan dianggap pemicu munculnya kabut asap. koordinator sawit Watch Jefri Gideon saragih kepada Media Indonesia menjelaskan lahan gambut yang dikelola secara besar-besaran dan mengalami proses pengeringan akan menyebabkan lahan tersebut mudah terbakar. seperti yang ditemukan sawit Watch di lapangan.
“Hasil dari temuan lapangan, akar permasalahan terjadinya kabut asap di Riau ialah adanya pembakaran lahan gambut untuk perkebunan skala besar. Pemerintah daerah seakan mengobral izin-izin perluasan perkebunan sawit skala besar,” kata Jefri, kemarin.
ironisnya, perizinan itu diberikan di atas lahan gambut.Pantauan sawit Watch menyebutkan periode 1-5 Agustus, ada 15 titik api di Provinsi Riau dari total 213 titik api di seluruh indonesia. titik-titik api itu berada di kawasan perkebunan sawit milik enam perusahaan sawit. Munculnya titik api di lahan perusahaan kehutanan perkebunan sawit dibenarkan Polda Riau. “kalau lahan perusahaan yang terbakar banyak. tapi kalau mereka disebut sebagai pelaku belum tentu. itu tugas penyidik polisi,” kata kabid Humas Polda Riau Ajun komisaris Besar Guntur Aryo tejo kepada Media Indonesia.
Pernyataan Guntur itu menanggapi laporan sawit Watch yang menyebutkan perusahaan sawit berskala besar ialah biang munculnya kabut asap di Riau. “kalau yang terbakar bukan hanya di lokasi konsesi milik empat perusahaan yang disebut sawit Watch.Namun, banyak lahan milik perusahaan besar yang kini juga terbakar. tapi belum tentu mereka pelaku pembakarnya. ini tugas polisi untuk menyelidikinya,“ ujar Guntur, kemarin.
Dia menambahkan, pada kasus kebakaran hutan dan lahan tahun lalu, masih satu perusahaan sawit, yakni Pt Adei Plantation, yang menjadi tersangka pembakaran.Proses persidangan masih berlangsung di Pengadilan Negeri Pelalawan.Titik panas Pada bagian lain, berdasar pantauan satelit NOAA yang diolah Balai konservasi sumber Daya Alam (BksDA) kalimantan tengah selama Agustus, ditemukan 214 titik panas di wilayah tersebut.
titik panas terbanyak di kabupaten katingan, yakni 98 titik, kotawaringin timur 96 titik, dan kapuas 95 titik.
Andreas Dody, petugas pengolah data BksDA kalteng, menjelaskan saat ini kebakaran lahan terjadi di lintas jalur trans-kalimantan kota Palangkaraya dan kabupaten kotawaringin timur, katingan, kapuas, dan Pulang Pisau.
selama tiga bulan ini, terjadi peningkatan jumlah titik panas. Data BksDA menyebutkan pada Juni sebanyak 33 titik panas, kemudian meningkat menjadi 244 titik panas pada Juli. Namun pada Agustus ini, titik panas menurun menjadi 214.
kebakaran lahan yang terjadi di Provinsi kalteng tidak meluas karena langsung dipadamkan. “Apalagi Bandara tjilik Riwut merupakan pusat posko pemadam kebakaran lahan di kalimantan, sehingga pesawat Hercules dan helikopter siap melakukan pemadaman di kalimantan,” jelas Dody. (ss/N-3) Media Indonesia, 20/08/2014, halaman 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar