Toyota juga berencana menggeber kapasitas produksi mesin lewat pembangunan pabrik baru senilai Rp2,3 triliun di Karawang Barat dimulai pada 2016. TOYOTA akan mengusung tema Creating tomorrow for Indonesia di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014. Tema tersebut sejalan dengan fokus Toyota Indonesia pada pembangunan industri otomotif di Indonesia.
“Melalui tema ini kami ingin menegaskan Toyota Indonesia mempunyai tekad dan semangat untuk bersama-sama membangun industri otomotif nasional yang kreatif baik dalam pengembangan produksi, layanan, maupun dalam berbagai program sosial,“ ujar Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, salah satu bentuk komitmen Toyota untuk terusmenerus menjadi bagian dari perkembangan industri otomotif nasional ialah meningkatkan kapasitas produksi sejak 2010 silam. Penambahan kapasitas produksi menjadi 250 ribu unit per tahun pada 2013 lalu membuat 90% penjualan mobil Toyota di pasar domestik berasal dari produksi lokal, seperti Kijang Innova, Fortuner, Etios Valco, All New Vios/ Limo, dan All New Yaris.
Tak hanya itu, Toyota juga berencana menggeber kapasitas produksi mesin lewat pembangunan pabrik baru senilai Rp2,3 triliun di Karawang Barat yang mampu menghasilkan 216 ribu unit mesin per tahun dan akan dimulai beroperasi pada 2016. Pabrik mesin baru tersebut, terang Samulo, ditujukan untuk semakin meningkatkan penggunaan komponen lokal, bersama upaya peningkatan kualitas SDM, sekaligus meningkatkan kemampuan ekspor.
Berkat penguasaan teknologi yang semakin baik, Toyota Indonesia semakin dipercaya Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang untuk memenuhi pasar global di lebih dari 70 negara seperti di kawasan Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika, serta Asia. Ekspor meningkat Permintaan pasar global terhadap Toyota buatan Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga Juli tahun ini, volume ekspor Toyota Indonesia dalam bentuk CBU mencapai 78.872 unit, atau naik 13% dari periode yang sama 2013 sebanyak 69.861 unit.
Ekspor kendaraan CBU Toyota itu menguasai 75% dari total ekspor kendaraan CBU dari Indonesia sebanyak 105.251 unit. Ekspor dalam bentuk CKD mencapai 24.490 unit, dan ekspor mesin dan komponen 35,8 juta unit. Dari total angka itu, Toyota Indonesia menyumbang perolehan devisa US$1,01 miliar, atau setara Rp11 triliun.
Samulo optimistis prospek industri otomotif ke depan tetap cerah meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan pasar di tahun ini yang diperkirakan 10% lebih rendah daripada tahun lalu. “Perlu diingat bahwa perlambatan itu bukan karena terjadi kejenuhan pasar, melainkan lebih disebabkan oleh kebijakan stabilisasi yang dilakukan pemerintah dalam menangani persoalan ekonomi makro seperti defisit transaksi berjalan dan tekanan inflasi,“ ujarnya.
Hal itu menurutnya mempengaruhi kondisi perekonomian, terutama di sektor nonmigas seperti yang tercermin pada proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nonmigas tahun ini yang hanya sekitar 5,1% 5,3%, jauh di bawah perolehan tahun lalu yaitu 6,25%. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil nasional periode Januari-Juli 2014 baru mencapai 733.716 unit, hanya naik 2,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 714.392 unit. “Bisa dibilang pasar mobil tahun ini cenderung stagnan, dan ini juga dirasakan oleh Toyota,“ tutup Samulo. (Cdx/S-2) Media Indonesia, 4/09/2014, hal 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar