Pangkalan Kerinci, Zamrudtv -- PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) membangun tanaman kehidupan di Pulau Padang, Meranti.Tanaman kehidupan ini diharapkan bisa menjadi harapan peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi.
Stakeholder Relations (SHR) RAPP untuk Kepulauan Meranti, selaku Kuasa Direksi Perusahaan, Wan Mohd Jakh Anza, menjelaskan program tanaman kehidupan ini merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasional.
“Sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan telah melakukan program CD di Pulau Padang seperti beasiswa, komputer untuk Sekolah, pelatihan, bantuan rumah ibadah, sistem pertanian terpadu, termasuk peluang usaha seperti sewa pompong. Nah, sekarang kita tengah mempersiapkan tanaman kehidupan, dan proses selanjutnya adalah tanaman ini agar memberi manfaat dengan baik, perlu kelembagaan yang dibangun oleh masyarakat, seperti koperasi desa, agar hasil dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat secara terus-menerus,” ujar Wan Jakh, yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (4/5), di Pangkalan Kerinci.
Wan Jakh menambahkan tanaman kehidupan yang akan dibangun disesuaikan dengan kondisi tanah dan keinginan masyarakat. Sosialisasi kepada masyarakat juga telah dilaksanakan dan masyarakat juga dilibatkan dalam penentuan komoditi yang akan dibangun. RAPP dalam hal ini tetap memegang teguh komitmennya sebagai bagian dari masyarakat dan tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Salah seorang masyarakat dari Desa Putri Puyu, yang juga sebagai Ketua Koperasi Putri Puyu Sejahtera, Zaheran, mengaku sangat bangga dengan adanya program ini di desanya. “Kami merasa dipedulikan oleh RAPP melalui tanaman kehidupan ini. Banyak warga yang dulu pendapatannya tak tentu, sekarang Alhamdulillah, mereka sudah punya pekerjaan tetap, bisa penuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Zaheran.
Kehadiran RAPP di Pulau Padang ternyata membawa berkah tersendiri bagi Zaheran dan masyarakat Desa lainnya yang turut serta dalam program ini. Bahkan banyak juga dari masyarakat, tidak hanya mereka yang masih lajang, Ibu-ibu pun juga turut ambil bagian mengisi waktu luang mereka dengan bekerja diproses pembibitan tanaman karet dan tanaman akasia ini.
“Dulu itu, terutama yang ibu-ibu ini kerjanya pagi motong karet, itu pun berapa lah dapatnya karena karetnya pun sudah banyak yang tua-tua. Apalagi yang suaminya sudah tak ada lagi, atau tak ada kerja lagi kan, dari mana mereka bisa mencukupi kebutuhan hidup harian lagi,” ungkap Zaheran yang kental dengan logat asli Pulau Padangnya.
Tidak hanya itu saja, meski masih dalam proses namun, Zaheran optimis kehadiran perusahaan menjadi investasi bagi perubahan kehidupan desanya ke depan. Sejumlah sarana yang telah dibangun perusahaan juga telah dinikmati oleh masyarakat, di antara jalan poros desa yang selesai dibangun awal tahun 2014 sepanjang 5 km dan saat ini tengah dimulai pembangunan jalan lanjutan sepanjang 7 km.
Zaheran juga tidak menampik adanya segelintir orang yang masih meragukan keberadaan perusahaan di daerahnya. Pada awalnya, Ia hanya merangkul beberapa orang saja untuk bergabung di Koperasi, termasuk yang bekerja di pembibitan atau bagian lainnya di Estate Pulau Padang RAPP. Namun demikian, seiring berjalannya waktu, perubahan pun semakin terlihat setelah mereka menikmati penghasilan dari pekerjaan tersebut.
“Banyak juga dulu yang tak mau, tapi akhirnya mereka mengeluh tak ada kerja lagi. Apalagi kawan-kawan mereka yang kerja itu, mungkin ada sambung bual antara mereka tentang bekerjanya enak, teratur, tidak berat dan tak ada paksa-paksa, akhirnya banyak yang berminat ikut saya,” katanya.
Saking banyaknya yang berminat, Zaheran pun akhirnya membatasi jumlah anggota yang bisa bergabung. Untuk tahap awal, Koperasi yang diketuainya telah beranggotakan sebanyak 30 orang. Koperasi ini dibentuk agar pengelolaan tanaman kehidupan ini nantinya bisa dikelola secara komunal bukan orang per orang, dan hasilnya pun bisa dibagi bersama ke depannya.
Community Development Officer (CDO) RAPP di Estate Pulau Padang, Yandi Masnur mengatakan tujuan dibangunnya tanaman kehidupan ini bukanlah semata untuk mencari uang saja, akan tetapi yang difokuskan di sini adalah terbukanya peluang usaha dan kesempatan kerja yang bisa terserap dalam peningkatan kondisi perekonomian desa.
“Tanaman Kehidupan ini dibangun 100 persen oleh RAPP, dan ke depannya dikelola oleh Koperasi secara komunal jadi tidak perorangan. Barulah setelah berhasil selama 6 tahun ke depan, kebunnya diserahkan kepada masyarakat melalui pemerintahan desa,” kata Yandi.
Pembangunan tanaman kehidupan ini tengah dalam proses penyiapan lahan (land clearing) di 5 Desa di Pulau Padang, yakni Desa Putri Puyu, Desa Mekar Delima, Desa Kudap, Desa Dedap, Desa Lukit, dan Tanjung Padang. Adapun total luasnya mencapai 5 persen dari total area dan berada di dalam konsesi. Tanaman karetnya pun saat ini sudah mulai ditabur sebanyak 700 ribu benih dan sudah berumur satu bulan.
“Untuk bibitnya sendiri kita pakai yang bibit unggul, jenis PB260 dan sekarang sudah berusia 1 bulan, sudah hampir setinggi lutut orang dewasa. Paling lambat dalam waktu 5 – 6 bulan ke depan sudah bisa ditanam di lapangan,” ungkapnya. (rilis/ zamrudtv.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar